Rabu, 09 Desember 2015

SITUS DUPLANG ARJASA JEMBER




Kabupaten Jember tidak hanya terkenal  karena tanaman tembakau dan JFC (Jember Fashion Carnival) saja namun juga terkenal akan situ-situs megalitikum yang tepatnya terletak di desa Kamal kecamatan Arjasa. Jarak dari alun-alun menuju situs duplang serjarak sekitar  16 KM ke arah utara. Jalan menuju situs duplang ini keadan jalan tidak terlalu sulit sehingga dapat di akses dengan mudah oleh siapapun namun hanya saja tidak terdapat plang atau penunjuk arah untuk menuju situs duplang ini. Situs duplang sendiri didalamnya terdapat beberapa batu megalitikum yaitu dolmen, menhir, watu kenong. Watu kenaong didalam situs duplang jumlahnya sangat banyak mulai dari yang adai diluar pagar yang telah disusun rapi oleh juru kunci sampai yang ada didalam pagar. Didalam pagar sendiri watu kenong lancip terletak pas di depan pintu masuk situs yang menurut juru kunci batu tersebut menandakan arah dari sebuah harta karun yang diperkirakan berjarak 100 sampai 200 meter ke arah utara mapun keselatan. disebelah kanan dari pintu masuk situs duplang terdapat watu kenong yang telah tersusun rapi memanjang. Disebelah kiri dari watu kenang yang tersusun rapi terdapat pahon penanda iklim yang mana dipercaya pohon tersebut dapat menandakan musin yang akan trjadi, bila mana akan musim kemarau maka daun-daun dari pohon itu runtuh semua hingga tidak tersisa namun bilamana akan datangnya musim penghujan maka daun-daun pohon ersebut akan tumbuh sangat lebat. Disebelah kiri dari pohon tersebut terdapat batu menhir yang mana befungsi sebagai tempat pemujaan manusia jaman dahulu. Didepan batu menhir terdapat watu kenong kembar, dan dudepan watu kenong kembar terdapat batu dolmen yang mana batu ini berfungsi sebagai tempat pemakaman orang jaman dahulu. Sebelah barat dan utara dari situs duplang ini masih terdapat banyank batu-batu yang lain salah satuya batu lesung yang terletak disebelah utara situs duplang. Sein itu juika kita berjalan ke rah timur dari situs duplang terdapat batu berbentuk seperti watu kening namun berbeda karena batu ini dinamai batu penunjuk arah karena di atas batu ini memang seperti kompas yang menunjukkan arah utara, barat, selatan dan timur yang terletak pas didepan rumah warga. Tidk jauh dari tempat itu terdapat batu lesung yang teletang di pematang sawah, selain itu terdapt juga batu pare yang letaknya juga tidak jauh dari batu lesung tepatnya dibantaran sungai.
Situs itu bernama situs Duplang. Mengapa dinamakan Duplang? Karena situs ini terletak di pedukuhan Duplang Arjasa Jember. Situs Duplang terdiri terdiri dari menhir, dolmen dan batu kenong. Menurut Abdulrahman, juru pelihara situs Duplang, situs ini merupakan tempat pemujaan dan pekuburan purba. Di situs Duplang, terdapat makam batu yang disebut dolmen. Dolmen merupakan makam batu dengan 6 penyangga batu. Dengan 3 batu ditiap sisi-sisinya. Selain itu juga ada menhir. Menhir merupakan tempat pemujaan orang purba dengan batu besar yang berbentuk lonjong. Tak jauh dari kompleks situs Duplang, 300 meter arah barat terdapat 2 kubur batu dolmen. Di kompleks situs Duplang juga ditemukan batu kenong. Batu kenong merupakan batu berbentuk lonjong yang bagian atasnya menonjol sehingga mirip dengan kenong. Batu kenong ini menandakan arah utara-selatan. Sehingga bila ada dua pasang batu kenong yang bersisian maka hal tersebut menandakan arah utara dan selatan. Selain sebagai penanda arah mata angin, batu kenong juga menandakan temapt harta karun. Harta karun yang pernah ditemukan adalah mahkota, kalung sepanjang 2 meter, emas lempengan, ikat pinggang, manik-manik, dan keris. Harta karun tersebut ditemukn 100 meter lurus dari batu kenong yang menandakan arah utara.
Menurut penjelasan oleh penjaga situs duplang yaitu Bapak Abdul Rahman, bahwa kurang lebih 500 Meter ke arah barat dari situs ini, terdapat harta karun yang ditemukan oleh warga setempat yang bernama Bapak Sariman atau biasa di panggil Sumin, harta karun ini berupa perhiasan milik orang-orang jaman dulu yang berupa emas, benda tersebut berupa:
1.      Mohkota emas
2.      Kalung emas (berukuran 2 meter)
3.      Emas lempengan
4.      Ikat pinggang
5.      Manik-manik emas
6.      Karis
Menurut cerita dari Bapak Abdul Rahman benda-benda tersebut ditemukan di persawahan ketika Pak Sariman hendak bercocok tanam dan ada sebuah benda berupa batu yang mengganjal proses bertanamnya, seketika Pak Sariman lalu menggalinya, maksud untuk menghilangkan batu tersebut agar tidak mengganggu proses bertanam tetapi batu tersebut sangat dalam yang kedalamnya hingga tinggi orang dewasa, setelah batu tersebut berhasil di pindahkan Pak Sariman terkejut dengan apa yang di lihatnya waktu itu, benda seperti peti berbentuk persegi telah di temukannya di bawah batu tersebut, lalu di bukannya dan di dalamnnya terdapat benda-benda yang terbuat dari emas seperti yang sudah di sebutkan di atas. Pak Sariman dengan gembira memberitahukan penemuannya tersebut kepada warga sekitar, sampai di dengar oleh masyarakat luas akibatnya orang Situbondo yang tidak di ketahui identitasnya mendatangi Pak Sariman untuk melihat penemuan harta karun tersebut. Orang Situbondo itu tertarik dengan penemuan Pak Sariman dan bermaksud untuk membelinnya, tetapi dengan syarat benda-benda tersebut harus di bawa terlebih dahulu ke Situbondo untuk di pastikannya bahwa harta karun itu benar-benar emas, tanpa berpikir panjang Pak Sariman menyetujui syarat itu karena tergiur oleh ucapan orang Situbondo itu yang menjanjikan akan membawa uang banyak setelah di pastikannya bahwa benda tersebut emas. Pada kenyataannya sampai sekarang orang Situbondo itu tidak datang lagi  ke rumah Pak Sariman dan berhasil membawa semua penemuan harta karun tersebut.
Foto0070.jpg
Tidak hanya dijadikan objek penilitian, tempat ini juga dapat dijadikan pilihan untuk berwisata. Lokasinya yang terletak di pedesaan sontak dapat menyegarkan mata dan  pikiran yang lelah dengan rutinitas. Disekitar situs Duplang terdapat deretan pepohonan, persawahan dan sungai yang kejernihannya belum ternoda oleh aktifitas warga. Untuk menuju situs ini dapat dengan mudah ditempuh menggunakan sepeda motor. Seiring berkembangnya media sosial berupa instagram, facebook, path, dll situs ini semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas. Sembari menuntut ilmu banyak pelajar maupun mahasiswa yang mengabadikan momen dengan berselfie ria di tempat ini. Menurut Jupel (juru pelihara) situs Duplang, wisatawan yang berkunjung tidak hanya wisatwan dalam negeri atau orang Jember saja, melainkan pernah dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, seperti Jepang, Inggris dan Australia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar