Kabupaten Jember tidak hanya terkenal karena tanaman tembakau dan JFC (Jember
Fashion Carnival) saja namun juga terkenal akan situ-situs megalitikum yang
tepatnya terletak di desa Kamal kecamatan Arjasa. Jarak dari alun-alun menuju
situs duplang serjarak sekitar 16 KM ke
arah utara. Jalan menuju situs duplang ini keadan jalan tidak terlalu sulit
sehingga dapat di akses dengan mudah oleh siapapun namun hanya saja tidak
terdapat plang atau penunjuk arah untuk menuju situs duplang ini. Situs duplang
sendiri didalamnya terdapat beberapa batu megalitikum yaitu dolmen, menhir,
watu kenong. Watu kenaong didalam situs duplang jumlahnya sangat banyak mulai
dari yang adai diluar pagar yang telah disusun rapi oleh juru kunci sampai yang
ada didalam pagar. Didalam pagar sendiri watu kenong lancip terletak pas di
depan pintu masuk situs yang menurut juru kunci batu tersebut menandakan arah
dari sebuah harta karun yang diperkirakan berjarak 100 sampai 200 meter ke arah
utara mapun keselatan. disebelah kanan dari pintu masuk situs duplang terdapat
watu kenong yang telah tersusun rapi memanjang. Disebelah kiri dari watu kenang
yang tersusun rapi terdapat pahon penanda iklim yang mana dipercaya pohon
tersebut dapat menandakan musin yang akan trjadi, bila mana akan musim kemarau
maka daun-daun dari pohon itu runtuh semua hingga tidak tersisa namun bilamana
akan datangnya musim penghujan maka daun-daun pohon ersebut akan tumbuh sangat
lebat. Disebelah kiri dari pohon tersebut terdapat batu menhir yang mana
befungsi sebagai tempat pemujaan manusia jaman dahulu. Didepan batu menhir
terdapat watu kenong kembar, dan dudepan watu kenong kembar terdapat batu
dolmen yang mana batu ini berfungsi sebagai tempat pemakaman orang jaman
dahulu. Sebelah barat dan utara dari situs duplang ini masih terdapat banyank
batu-batu yang lain salah satuya batu lesung yang terletak disebelah utara
situs duplang. Sein itu juika kita berjalan ke rah timur dari situs duplang
terdapat batu berbentuk seperti watu kening namun berbeda karena batu ini
dinamai batu penunjuk arah karena di atas batu ini memang seperti kompas yang
menunjukkan arah utara, barat, selatan dan timur yang terletak pas didepan
rumah warga. Tidk jauh dari tempat itu terdapat batu lesung yang teletang di
pematang sawah, selain itu terdapt juga batu pare yang letaknya juga tidak jauh
dari batu lesung tepatnya dibantaran sungai.
Situs itu bernama situs Duplang. Mengapa dinamakan
Duplang? Karena situs ini terletak di pedukuhan Duplang Arjasa Jember. Situs
Duplang terdiri terdiri dari menhir, dolmen dan batu kenong. Menurut
Abdulrahman, juru pelihara situs Duplang, situs ini merupakan tempat pemujaan
dan pekuburan purba. Di situs Duplang, terdapat makam batu yang disebut dolmen.
Dolmen merupakan makam batu dengan 6 penyangga batu. Dengan 3 batu ditiap
sisi-sisinya. Selain itu juga ada menhir. Menhir merupakan tempat pemujaan
orang purba dengan batu besar yang berbentuk lonjong. Tak jauh dari kompleks
situs Duplang, 300 meter arah barat terdapat 2 kubur batu dolmen. Di kompleks
situs Duplang juga ditemukan batu kenong. Batu kenong merupakan batu berbentuk
lonjong yang bagian atasnya menonjol sehingga mirip dengan kenong. Batu kenong
ini menandakan arah utara-selatan. Sehingga bila ada dua pasang batu kenong
yang bersisian maka hal tersebut menandakan arah utara dan selatan. Selain sebagai
penanda arah mata angin, batu kenong juga menandakan temapt harta karun. Harta
karun yang pernah ditemukan adalah mahkota, kalung sepanjang 2 meter, emas
lempengan, ikat pinggang, manik-manik, dan keris. Harta karun tersebut ditemukn
100 meter lurus dari batu kenong yang menandakan arah utara.
Menurut penjelasan oleh penjaga
situs duplang yaitu Bapak Abdul Rahman, bahwa kurang lebih 500 Meter ke arah
barat dari situs ini, terdapat harta karun yang ditemukan oleh warga setempat
yang bernama Bapak Sariman atau biasa di panggil Sumin, harta karun ini berupa
perhiasan milik orang-orang jaman dulu yang berupa emas, benda tersebut berupa:
1. Mohkota
emas
2. Kalung
emas (berukuran 2 meter)
3. Emas
lempengan
4. Ikat
pinggang
5. Manik-manik
emas
6. Karis
Menurut cerita dari Bapak Abdul
Rahman benda-benda tersebut ditemukan di persawahan ketika Pak Sariman hendak
bercocok tanam dan ada sebuah benda berupa batu yang mengganjal proses
bertanamnya, seketika Pak Sariman lalu menggalinya, maksud untuk menghilangkan
batu tersebut agar tidak mengganggu proses bertanam tetapi batu tersebut sangat
dalam yang kedalamnya hingga tinggi orang dewasa, setelah batu tersebut
berhasil di pindahkan Pak Sariman terkejut dengan apa yang di lihatnya waktu
itu, benda seperti peti berbentuk persegi telah di temukannya di bawah batu
tersebut, lalu di bukannya dan di dalamnnya terdapat benda-benda yang terbuat
dari emas seperti yang sudah di sebutkan di atas. Pak Sariman dengan gembira
memberitahukan penemuannya tersebut kepada warga sekitar, sampai di dengar oleh
masyarakat luas akibatnya orang Situbondo yang tidak di ketahui identitasnya
mendatangi Pak Sariman untuk melihat penemuan harta karun tersebut. Orang
Situbondo itu tertarik dengan penemuan Pak Sariman dan bermaksud untuk
membelinnya, tetapi dengan syarat benda-benda tersebut harus di bawa terlebih
dahulu ke Situbondo untuk di pastikannya bahwa harta karun itu benar-benar
emas, tanpa berpikir panjang Pak Sariman menyetujui syarat itu karena tergiur
oleh ucapan orang Situbondo itu yang menjanjikan akan membawa uang banyak
setelah di pastikannya bahwa benda tersebut emas. Pada kenyataannya sampai
sekarang orang Situbondo itu tidak datang lagi ke rumah Pak Sariman dan berhasil membawa
semua penemuan harta karun tersebut.
Tidak
hanya dijadikan objek penilitian, tempat ini juga dapat dijadikan pilihan untuk
berwisata. Lokasinya yang terletak di pedesaan sontak dapat menyegarkan mata
dan pikiran yang lelah dengan rutinitas.
Disekitar situs Duplang terdapat deretan pepohonan, persawahan dan sungai yang
kejernihannya belum ternoda oleh aktifitas warga. Untuk menuju situs ini dapat
dengan mudah ditempuh menggunakan sepeda motor. Seiring berkembangnya media
sosial berupa instagram, facebook, path,
dll situs ini semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas. Sembari menuntut
ilmu banyak pelajar maupun mahasiswa yang mengabadikan momen dengan berselfie ria di tempat ini. Menurut Jupel
(juru pelihara) situs Duplang, wisatawan yang berkunjung tidak hanya wisatwan
dalam negeri atau orang Jember saja, melainkan pernah dikunjungi oleh wisatawan
mancanegara, seperti Jepang, Inggris dan Australia.